Mulanya Sejarah ini Berasal

December 4, 2010 § 9 Comments

Fakir akses internet membuatku malas mengupload cerita ini ke permukaan selama di Indramayu.
hingga pada akhirnya di minggu ke 3 kami baru diberikan akses wifi. Nantinya akan ada beberapa tulisan dengan masing masing pembahasan. Ada 4 langsung, karena memang udah sempat tatulis tapi belum berkesempatan share.. Silakan dinikmati ndan.

15 November 2010.
Tanggal yang tertulis di lembar persetujuan Kerja Praktek dari Pertamina cabang Balongan. Hal kecil pertama yang menggelitikku sejak awal adalah Balongan.
Di mana itu?
Pertanyaan yang langsung terjawab begitu saja ketika kubaca tulisan kecil di pojok bawah surat via fax tersebut.”Refinery Unit VI, jalan Raya Balongan Km.9 Indramayu 45217 Indonesia”.
Indramayu. Pernah kudengar kota tersebut. tapi di mana? bagaimana ke sana?
Akhirnya, kucari lagi buku atlas yang pernah tapunyai selagi masa sekolah dulu. sengaja memang atlas ini selalu kusimpan. Aku memiliki keasyikan tersendiri melihat peta-peta yang tergambar dalam buku atlas itu. Menantikan suatu waktu nanti aku bisa benar benar sampai di wilayah, kota, hingga negara yang sebelumnya hanya bisa aku kagumi dari peta ini. informasi sebelumnya yang kudapatkan, Indramayu adalah salah satu kota di Pantura pulau Jawa dan berada di propinsi Jawa Barat. Kubuka halaman Jawa Barat, dan Indramayu terpetakan berada di ujung atas pojok pulau jawa yang menjorok ke laut. Kota ini berada sekitar 3 cm di peta Jawa barat yang kumiliki tersebut dari Cirebon. 3 cm dengan rasio yang tidak kupahami. “Lumayan jauh deh” erangku.
Kuarahkan penggaris lagi, kuitung lurus dengan kota Yogyakarta. Kudapatkan angka 19,4 cm. Cara cerdas yang lebih baik anda anggap lalu saja karena memang cerdas sekali menghitung jarak dengan kekuatan pikiran ini. Kuamati lebih lanjut. Fakta lainpun muncul. Jalur kereta api tepat membelok menjauhi kota ini sebelum mampu mencapainya. “jos. naik apa kita ke sana.” gurauku sambil menutup lembaran buku balitaku ini( umurnya sekitar 5 tahun).

Kamis, 26 Oktober 2010.
Gunung merapi mengeluarkan wedhus gembel mautnya yang sampai menewaskan Mbah maridjan dan puluhan korban lain. semua jalur kabar terus mengekspos musibah ini hingga akhirnya kota Yogyakarta bagian Celeban Jaya yang berjarak lebih dari 35 km dari puncakpun turut merasakan langsung muatan wedhus gembel. Hujan abu menyelimuti kota kelahiranku ini hingga 2 kali. dahsyat sekali fenomena alam ini, hingga kru redaksi beberapa televisipun berlomba lomba memberitakan kejadian ini. Berbagai isu, dari mulut ke mulut, sms hingga siaran langsung reportase di TV sukses membuat Yogyakarta ditinggalkan penghuninya yang bernama mahasiswa perantauan. Orang tua dari seluruh penjuru negeri ini mewanti wanti putra,putri, orang terkasihnya agar pulang dan menyelamatkan dirinya. Banyak yang tidak berkesempatan pulang memilih mendedikasikan dirinya sebagai relawan tanpa pamrih.
Selang waktu, ada indikasi kuliah akan diliburkan mengingat kejadian luar biasa yang terjadi dan beberapa gedung di kawasan kampus berubah fungsi menjadi tempat berteduh sementara teman teman warga merapi, setelah kawasan aman diperjauh menjadi 20km. Mungkin anda bingung, apa hubungannya tulisan mengenai Kerja praktekku ini dengan musibah yang akhirnya menewaskan 100an orang, hingga mungkin ratusan ternak dan berhektar hektar kebun ladang. BAgaimanapun juga perasaan sayang sulit disembunyikan. Aku sayang dengan kota kelahiranku, tapi jelas aku tidak bisa berbuat banyak buatnya. hanya sempat membantu menjadi sopir ketika jarak aman masih 10km. Sopir, satu satunya hal yang seketika mampu kulaksanakan mengingat aku tidak mengusasai hal resque lain dalam keadaan genting itu. Ketika musibah membesar aku sudah tak kuasa membantu via tenaga karena aku sudah harus melanjutkan persiapan 3 sks ku ini secara lebih spesifik dan matang. tulisan ini sebanyak mungkinpun aku dedikasikan untuk rakyat Yogyakarta dan semua pihak yang bahu membahu mengurangi derita warga merapi dan korban yang meninggal. Mudah mudahan setelah musibah ini berakhir, manfaat merapi dapat dimanfaatkan secara lebih bermanfaat lagi buat kita semua.

Aku tidak akan sendiri di Indramayu. Aku sekelompok dengan Danang. Kemudian secara bersamaan Vai dan fathan juga memiliki jadwal yang sama persis. Jadilah kita merumuskan bagaimana kami akan sampai di sana. Kami semua buta, minim info dan pertama kalinya bagi kami semua menuju kawasan kota ini. Tidak ada akses kereta langsung. tidak ada bis umum langsung. jelas tidak ada pesawat langsung. jalan terbaik adalah mencari travel yang bisa langsung membawa kami ke alamat di indramayu. kami juga mengirimkan sepasang kendaraan roda dua, mengingat info yang ada, jarak yang akan kami tempuh di sana jauh dan sebagai kota kecil tentu kami sangsi dengan sistem transportasinya.Just in case.

Kamis, 11 November 2010
Selepas petang di rumah kami masing masing sudah siap sedia berangkat menjalin kehidupan baru selama sebulan ke depan. Mulai pukul 8 malam kami mulai dijemput di rumah kami masing masing. Travel yang kami sewa pada akhirnya tidak mampu mendapatkan calon penumpang lain. sehingga jadilah kami menguasai mobil Avanza biru muda ber empat saja. Perjalanan hampir 10 jam yang sangat berat buat vai. Entah berapa liter muatan yang sudah dia lepaskan sepanjang jalan jogja-indramayu. Hingga setelah pagi menjelang sampailah kami di daerah Indramayu. Dalam keadaan sama sekali tidak mengetahui mau ke mana, di mana, akhirnya kami melewati kompleks kilang yang sangat luas. puluhan bangunan yang kemudian kami kenal adalah RCC, flare, demind, Boiler dan lain kawannya. Kami terus mengarah ke Indramayu kota, hingga sampailah di sebuah jalan masuk sebuah perumahan yang tidak kalah luasnya. Layaknya kota sendiri, kompleks ini langsung menyuguhkan lapangan gof, rumah sakit, hingga stadion kecil sepakbola.

Kami terus berputar mencari alamat yang akan kami singgahi di sini selama sebulan. Jalan Bontang III. Begitu menurut mas Dodi, kakaknya Danang yang akan membantu akomodasi kami di sini. Jauh ke belakang, akhirnya kami menemukan jalan tersebut. kami beralamat di Bontang III No.464. jam tangan menunjukkan pukul 09.00 ketika kami selesai menurunkan barang dan menata kecil rumah sederhana dengan 3 kamar tidur ini. Rumah ini kosong, tidak ditempati. Sehingga keadaan pertama yang kami dapati cukup buat kami untuk menelan ludah. Kami sangat bersyukur karena tidak perlu menambah biaya lagi untuk in the kost. Setelah kami olah sedemikian rupapun rumah ini sangat layak dan berlebih buat kami ber empat karena satu rumah penuh dengan dapur dan lain sebagainya. Rumah sederhana yang diberikan Pertamina Ru VI kepada karyawannya. Terbayangkan ketika pada akhirnya berkeluarga, rumah ini sangat ideal bagi sebuah keluarga kecil yang bahagia.
Hari itu Jumat, sehingga kami seharusnya menunaikan shalat Jumat siang itu. tapi keadaan yang sangat mengenaskan hampir membuat kami berniat menunaikan salat duhur saja. Tak dinyanya akhirnya datang kawan dari mas Dodi, yang kemudian kami kenal adalah mas Zainul. Dia membantu banyak hal hingga meminjamkan sebuah motor bagi kami untuk berangkat ke masjid.

Sebuah perjalanan sejarah kami yang sangat berkesan. Sejarah penting yang membuat kami bisa bertahan hidup dengan lebih baik ke depannya di kota kecil yang berjarak 19,4 cm dari Yogyakarta ini.

Tagged: , , ,

§ 9 Responses to Mulanya Sejarah ini Berasal

  • alul says:

    hahaha… ceritamu membuatku menitikkan air mata kawan.
    (huhuhuww..ababil):D

    ditunggu cerita2nya boss…

  • tiyas says:

    waaaaaaa….
    saya akan selalu menjadi penggemar cerita-ceritamu wis!
    surely, you have talent on it! to turn your idea into a bunch of story, even in a very simple way!

    setiap orang punya gaya bercerita masing-masing, punya ciri khas, dan tulisanmu salah satu yang mengalir begitu saja… :))

    aku bisa mbayangin, saking banyaknya ide, kamu jadi bergegas mau nyeritain semuanya. hohoho..
    akibatnya, struktur kalimat jadi majemuk bertingkat, kelupaan tanda baca, sampai kehilangan kontrol (menulis) atas ungkapan-ungkapan spontanmu. Ini bikin orang mengerutkan dahi ketika membacanya, (“heh? maksute? iki bocah arep ngomong opo to? bukane mau bar cerita iki yo?” ) hohohoho…

    biasakan untuk membaca kembali hasil tulisanmu.
    apakah sudah cukup jelas menggambarkan apa yang ingin kamu sampaikan?
    apakah cukup enak ‘ritme’nya?
    ato justru bikin ngos-ngosan krn kalimatnya kpanjangan, dan ngga cukup sekali baca dengan 1 tarikan napas saja?

    cobalah mengedit tulisanmu sendiri.
    jangan males, hehehehe, karna ini yang penting ketika tulisan itu di share–dibaca orang lain–yang tarohlah sama sekali awam dengan cerita yg ingin kamu sampaikan.

    dan yang penting, jangan sungkan untuk membagi-bagi ide yang sedemikian banyak itu ke dalam bentuk PARAGRAF yaa! pendek-pendek ngga apa-apa, kalo memang konteksnya beda dan perlu ‘perhatian’ khusus. Misale:
    Travel yang kami sewa pada akhirnya tidak mampu mendapatkan calon penumpang lain. sehingga jadilah kami menguasai mobil Avanza biru muda ber empat saja. Perjalanan hampir 10 jam yang sangat berat buat vai. Entah berapa liter muatan yang sudah dia lepaskan sepanjang jalan jogja-indramayu.

    Di sini ada 2 topik, perjalanan pake mobil avanza dan kisah ma***nya vai.

    mungkin bisa dibuat begini:
    Travel yang kami sewa rupanya tidak berhasil mendapatkan penumpang lain, jadilah kami menguasai Avanza biru muda itu berempat saja. Tak dinyana, perjalanan selama hampir 10 jam itu ternyata sangat berat untuk rekan kami, Vai. Entah berapa liter muatan yang ia lepaskan, selama perjalanan jogja-indramayu..

    gimana menurutmu? hohoho
    untuk tulisan lanjutan dengan topik “begitu sampai Indramayu”, bisa dibuat Paragraf baru!

    oiya, untuk tulisan yang ngga terlalu formal, tambahin emoticon-emoticon juga bisa membantu mengekspresikan emosimu ketika menggarap tulisan ini :))

    masih sering membaca sambil makan?? wkwkwwkk…
    sambil membaca, apapun itu, kamu bisa nambah perbendaharaan kata, belajar logika bertutur biar ngga lompat-lompat, sampai ungkapan-ungkapan oke yang bisa menambah catchy tulisan2mu ini.

    teruslah menulis, wiz!
    menulis karena memang kamu suka
    menulis karena ingin berbagi dengan orang lain
    dan menulis agar seseorang di luar sana bisa membaca tulisan itu.

    Maraviloso, Senor!

  • tiyas says:

    masyaallah, tak pikir blog pribadimu wiz… tiwas komen puanjang lebar.. >.< yoweslah. semoga berguna. hehe

  • wizqi says:

    wah, joslah..
    la amatir,e.mnuangkan hobi saja.aku yo gak pandai berbahasa repote..jan jan e wes ta waca ulang.tp ttp wae sing sesuai y sing tertera di atas.haha
    oke.nuwun2 yas.bs blajar lg buat yg slanjute..

    rapopo.tujuan e yo memang utk khalayak banyk.dan anda orang di luar elins prtama tarasa.selamat selamat&terima kash kunjgannya..hoho

    • tiyas says:

      wkwkwkwkw… sama-sama… mengunjungi blog jurusan lain juga buat belajar kok…hehehe. nek cerita perjalanan ato keseharian masih enak disimak lah, tapi nek wis ttg Sains dan berbau Engineering, yg notabene sudah masuk karya ILMIAH, saya angkat tangaaan :p

      ditunggu karya-karya selanjutnya!

  • jihad says:

    kok mung krakatau n balongan seng update2 ki.. ahhh

  • nainings says:

    tuh wis.. dengerin tiyas. hihi. bnr banget apa yg tyas blg. belajar self-editing. berguna banget buat nyuguhin karya terbaik di depan pembaca šŸ™‚

    ga harus saat itu km baca ulang. Ak jg msh ngerasa feelnya di situ. Kamu jalan2 dulu. tidur2an dulu. PES-an dulu. Trs balik kamu baca lg pasti km bisa memilah mna yg kurang pas.

    konsistensi wis, memang perlu. pertahanin gaya tulisan mu yg rada mirip cara lisan.. emg terkesan lbh ngalir.. make the flow, don’t ever make it flow, OKs?

    pokoknya WISQYLUCK deh buat KP mu dan KP kalian, eliners.

  • nainings says:

    anyway, fotonya kerreeeeuunn euy..

  • rachmadhea says:

    better lah ya daripada crita tentang survey KKN yang dulu ;p
    tak tunggu ni crita2 lainnya ;p
    semangat yupz!!

Leave a reply to jihad Cancel reply

What’s this?

You are currently reading Mulanya Sejarah ini Berasal at eliners07kp.

meta